Judul :
Ketika Cinta Bertasbih Episode 2
Pengarang : Habiburrahman El Shirazy
Jenis Buku : Fiksi (Novel)
Penerbit : 1. Penerbit Republika
2.
Pesantren Basmala Indonesia
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2007
Tebal : 412 halaman
Desain Sampul dan Isi : Abdul Basith El-Qudsy
Percetakan : Tamaprinter Indonesia
Habiburrahman
menulis novel kedua dari Ketika Cinta Bertasbih ini untuk anaknya tercinta
yaitu Muhammad Ziaul Kautsar, dan untuk segenap generasi Indonesia yang baru
dilahirkan.
Habiburrahman
El Shirazy lahir di Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976. Habiburrahman El
Shirazy memiliki nama pena yaitu Kang Abik. Dia adalah sarjana Al Azhar University Cairo, Founder dan Pengasuh Ulama Pesantren
Karya dan Wirausaha BASMALA INDONESIA yang berkedudukan di Semarang, Jawa
Tengah. Ia dikenal sebagai sutradara, dai, novelis, dan penyair. Dia adalah
novelis no.1 di Indonesia (dinobatkan oleh INSANI UNIVERSITAS DIPONEGORO
(UNDIP) Semarang). Beberapa penghargaan bergengsi berhasil diraihnya, antara
lain, Pena Award 2005, The Most Favorite
Book dan Writer 2005, dan IBF Award 2006. Di antara
karya-karyanya yang telah beredar di pasaran adalah Ayat-Ayat Cinta (telah dibuat
versi filmnya, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (kumpulan kisah
teladan yang telah disinetronkan di Trans TV, 2004), Ketika Cinta
Berbuah Surga (kumpulan kisah teladan, 2005), Pudarnya Pesona
Cleopatra (novelet, 2004), Ketika Cinta Bertasbih 1 (Dwilogi
2007), Dalam Mihrab Cinta
(novelet, 2007), Bumi Cinta, (2010) dan The Romance. Kini sedang
merampungkan Langit Makkah
Berwarna Merah, Bidadari Bermata
Bening, dan Bulan Madu di
Yerussalem. Karya-karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia,
tapi juga di mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, Taiwan dan Australia. Karya-karya fiksinya selalu dinanti khalayak
karena dinilai membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi pembaca. Dan
untuk mendulang manfaat Kang Abik membuka komunikasi dan silaturrahim kepada
siding pembaca lewat e-mail : kangabik@yahoo.com
Ketika Cinta
Bertasbih 2 adalah novel yang menceritakan seorang mahasiswa Indonesia di
Universitas Al-Azhar yang bernama Khairul Azzam. Perjalanan hidupnya penuh
dengan lika-liku. Azzam adalah sosok anak yang pintar dan bersahaja, namun
lahir dari keluarga berkecukupan. Sejak ayahya meninggal dunia, ibunya sering
sakit-sakitan. Padahal, ketiga adik perempuannya belum bisa diharapkan untuk
membantu ibunya mencari uang karena masih beranjak remaja. Jadi, Azzam yang
harus membantu ibu dan adik-adiknya. Sebab dia adalah anak tertua di
keluarganya. Sejak saat itulah Azzam mulai berjualan tempe dan bakso sambil
kuliah. Sehingga dia di Cairo kuliah sambil berbisnis. Setelah hampir 9 tahun
belajar, Azzam lulus S1. Setelah lulus dari Universitas Al-Azhar, Azzam pulang
ke Indonesia. Kepulangan Azzam ke Indonesia disambut baik oleh keluarga dan
warga kampungnya. Banyak perubahan yang terjadi pada kehidupan Azzam dibandingkan
sebelum dia berangkat ke Mesir. Husna sekarang berhasil menjadi psikolog dan
penulis cerpen remaja yang mendapat penghargaan dari Mentri Pendidikan Nasional
Indonesia. Lia lulus PGSD dan menjadi guru favorit di SDIT Ksutsar Solo.
Sedangkan Sarah, hampir khatam menghafalkan Al-Qur’an di Pesantren Quran Kudus.
Itu semua berkat bantuan biaya dari Azzam sehingga adik-adiknya dapat menggapai
cita-cita mereka. Beberapa hari di Indonesia, Azzam mendengar kabar bahwa Anna Althafunnisa
(wanita pujaan Azzam ) menerima pinangan dari Furqan dan akan meneruskan ke
jenjang pernikahan. Mendengar kabar itu Azzam sedih. Dia pernah mencoba
melamar Anna, namun lamaran itu ditolak oleh walinya di Mesir karena telah
dilamar terlebih dahulu oleh sahabat dekatnya, Furqon. Dia hanya bisa pasrah
kepada Allah. Dia sadar akan dirinya yang belum juga lulus S1, dibanding
temannya Furqon yang sekarang tengah menyelesaikan S2.
Konflik tajam
terjadi pada beberapa bagian dari novel ini, diantaranya pada subuh hari ketika
terjadi keributan di rumah Azzam. Disana diceritakan tentang seorang paman yang
akan menembak dan membunuh keponakannya sendiri.
Azzam di
Indonesia sulit mencari pekerjaan walaupun dia lulusan Universitas Cairo.
Sehingga banyak tetanga yang mengunjingnya. Akhirnya Azzam mulai berusaha
berbisnis bakso yaitu bakso cinta dan fotocopy. Belum genap 1 bulan, bisnis
baksonya sukses. Sedangkan bisnis fotocopynya juga berjalan bagus meskipun
tidak secepat bakso cinta. Bisnis bakso Azzam pernah mengalami pasang-surut akibat difitnah
memakai formalin. Tapi Azzam bisa mengatasinya dengan mudah. Setelah bisnisnya
berhasil. Ibu Azzam ingin Azzam segera menikah karena usia Azzam sudah mulai
tua. Azzam pun mencari perempuan yang cocok dengan dirinya dan sesuai dengan
keinginan ibunya. Akhirnya Azzam mendapat perempuan yang dirasa cocok dengan
dirinya dan diinginkan ibunya. Perempuan itu bernama dr. Alviana Rahmana Putri
yang biasa dipanggil Vivi. Kemudian klimaks cerita ini ketika terjadi
kecelakaan dimana yang menjadi korbannya adalah Azzam dan Ibunya, mereka
terpelanting jatuh dari atas sepeda motor karena tertabrak bus yang
ugal-ugalan. Sampai akhirnya Azzam harus rela menderita patah tulang dan
berbaring di rumah sakit, sementara ibunya berpulang menghadap ke hadirat Allah
SWT. Ada raut kesedihan di sana, padahal saat musibah itu terjadi adalah hanya
berselang 4 hari sebelum pesta pernikahan Azzam dengan Vivi. Azzam lalu menunda
pernikahannya karena dia menunggu kakinya sembuh selama 1 tahun. Orangtua Vivi
tidak sanggup menunggu selama itu. Akhirnya Vivi menikah dengan pria lain. Azzam
sangat kecewa. Azzam pun memutuskan meminta tolong kepada Kiai Luthfi untuk
mencarikan jodoh untuknya. Kiai Luthfi memilih Anna Althafunnisa, anaknya
sendiri . Anna sudah bercerai dengan Furqan setelah 6 bulan bersama. Sebab
Furqan mengidap virus HIV. Azzam lalu menikah dengan Anna yang masih perawan .
Pasangan yang saling mencintai sejak dulu itu akhirnya menikah. Ketika mereka sudah menikah, Furqan
memberitahukan bahwa dia ternyata tidak mengidap virus HIV melainkan AIDS.
Furqan ingin rujuk dengan Anna. Anna tidak mungkin lagi rujuk karena dia sudah
punya suami. Anna mengusulkan Furqan menikahi Eliana yang mungkin cocok
untuknya. Sekarang Anna dan Azzam sudah bahagia. Akhirnya, Anna dan Azzam bertasbih
menyempurnakan ibadah mereka sebagai hamba Allah yang mengikuti sunnah para nabi
dan rasul yang mulia.
Novel
Habiburrahman El-Shirazy memiliki ciri khas dalam karya-karyanya yaitu tokoh
selalu menjaga kesucian. Kover novelnya begitu menarik. Sebab menggunakan
background warna hijau dengan pemandangan sawah dan pohon-pohon kelapa
dibelakangnya. Itu menunjukkan bahwa setting
lebih banyak mengambil di Indonesia atau jalan cerita mengikuti sedang
dimana Khairul Azzam (sang tokoh utama). Ketika Cinta Bertasbih 2 ini tidak
sekedar novel romantis, ini juga novel yang ditulis dalam alur cerita begitu
kuat sehingga tidak mudah ditebak yang membuat pembaca diaduk perasaannya dari
senang, sedih dan gemas. Pada setiap cerita masing-masing tokoh, terdapat
kandungan nilai-nilai moral dan nilai-nilai islam yang dipaparkan dengan
sederhana namun mengena. Kemudian setiap bab novel ini memiliki cerita dan
contoh yang diambil dari Al-Quran dan berbagai kitab. Ini membuktikan cerita
itu berdasarkan fakta. Dalam cerita ini nuansa religinya sangat kental terasa
dan pesan moralnya kuat. Tak hanya itu ilmu tentang ilmu fiqih, aqidah dan
sebagainya juga menjadi suguhan utama beliau tanpa sedikit pun membuat pembaca
merasa digurui. Dan kemampuan dalam menyelesaikan berbagai masalah dan kondisi
serba sulit ini yang membuat novel ini begitu menarik.
Isi cerita KCB
2 sebagian ada yang menggunakan bahasa jawa dan arab. Ini membuat pembaca yang
tidak tahu arti bahasa itu menjadi tidak mengerti walaupun ada sebagian yang
diterjemahkan. Tokohnya yang terlampau banyak dan ceritanya berjalan lambat sehingga
membuat pembaca merasa bosan. Sepertinya nove ini lebih jauh diperuntukkan bagi kalangan dewasa.
Ketika Cinta Bertasbih
2 adalah sebuah novel yang menjadi setitik cahaya di tengah rasa pesimisme anak
muda negeri ini untuk teguh memegang prinsip-prinsip islami. Novel ini juga merupakan
novel cinta sekaligus novel dakwah yang mencerdaskan dan novel motivasi yang
mencerahkan. Sehingga secara sadar atau
tidak pembaca telah mendapatkan “asupan” ilmu yang “bergizi”.
Resensator
: Nuramalia Hafidzah
Kelas : XI IPA 2
0 komentar:
Posting Komentar